I Just Want You to Be Safe

Sesaat setelah Xena memasuki mobil Pak Adi yang datang menjemput, handphonenya langsung berdering dengan nama Ale yang muncul pada layar.

“Na, Pak Adi udah sampe?” Tanya Ale sesaat setelah Xena mengangkat teleponnya.

“Udah, aku udah di mobil nih.”

“Oke, kamu tidur ya. Lumayan perjalanannya 1 jam bisa tidur.”

“Iya Ale, kamu pulang jam berapa?”

“Jam 10 aku pulang.”

“Oke, take care ya.”

“Na, kasih telponnya ke Pak Adi sebentar.”

“Oke.”

Xena lalu memberikan handphonenya ke Pak Adi. Ale langsung berbicara setelah didengarnya suara “Halo” dari seberang telepon.

“Pak Adi, tolong pelan-pelan aja ya nyetirnya. Hati-hati ya, Pak.”

“Iya Mas Ale, siap.”

“Jangan ajak ngobrol juga ya Pak, biar dia tidur.”

“Iya siap Mas.”

“Oke Pak, terimakasih banyak ya. Tolong balikin lagi handphonenya ke Xena Pak.

Setelah Handphone kembali ke tangan Xena, Ale langsung berbicara lembut. “Sayang, tidur ya. Kalau kamu nanti mau kerja lagi juga gak apa-apa, daripada kepikiran. Kabarin aku kalau udah sampe.”

“Iya Ale, jangan lupa minum air putih.”

“Iya. Dadah, be safe.”

“You too. Makasih ya, Ale.”

Mengetahui Xena yang sangat mengantuk sampai meracau, bahkan nyaris terjatuh di busway membuatnya khawatir membiarkan Xena pulang sendirian. Ia hanya tidak ingin terjadi sesuatu pada Xena di perjalanan pulang. The more it bothers him, the more he thinks he’s really in love. Because for him, love is different, it’s when you care about someone else’s condition as you are about your own. He’s concerned, because he cares.

“Iya. I just want you to be safe.”