I’ll Look After You
Xena tidak pernah menyangka, dalam hidupnya, hal-hal yang selama ini ia khayalkan terkait kehidupan romansa benar-benar bisa ia dapatkan. Bisa bersama dengan laki-laki yang ia cintai, laki-laki yang memperlakukannya bak seseorang yang sangat istimewa, laki-laki yang menunjukkan cintanya tanpa ragu. Ale is too good to be true and meeting him was something really really unexpected. He makes everything easy, he makes it easy for her to catch feelings, he makes it easy for her to love him, they say what easy is right, she hopes it’s true.
She feels safe. She feels really really safe. Now that she knows how it feels like, she believes that love supposed to bring peace.
Sepertinya, sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa “You won’t believe in soulmate until you meet yours.” ada benarnya. She never felt so sure about soulmate thingy before.
“Le, keren juga kita ya, pakai kacamata hitam, topi, masker, aku berasa lagi dalam misi penyamaran.” Ujar Xena setelah mereka keluar dari mobil dan memasuki parkiran pemakaman.
Ale yang berjalan disebelahnya tertawa kecil, dilihatnya Xena yang tampak nyaman dengan ‘penyamaran’ mereka saat ini, Xena selalu berhasil membuat hal apapun terasa menyenangkan. Ale lalu menyibakkan rambut Xena yang menutupi wajahnya sebagian. “Anggap aja kita lagi di film-film.” Jawabnya sembari mengelus pelan puncak kepala Xena yang tertutup topi.
Setelah sampai di pusara Bunda Xena, mereka berdua langsung bertumpu di atas tanah.
“Bun, Nana pulang lagi.” Ucap Xena pelan.
“Kalau sekarang, Nana sama Ale….mmmm pa—-pacar Nana.” Xena sedikit tersipu ketika mengatakannya, membuat Ale yang berada disebelahnya tersenyum simpul. Setelahnya, mereka hanya diam, saling mengobrol dengan Bunda Xena dalam hati.
“Bunda, sebenarnya Nana sedih banget karena Bunda gabisa ketemu langsung sama Ale. Tapi semoga Bunda bisa lihat dari sana, Nana bahagia banget sama Ale, Bun. Pasti Bunda seneng banget deh kalau Bunda tau Ale. Ale baik banget. Bener-bener definisi laki-laki yang selalu Bunda harapkan buat sama Nana. Semoga akan terus gitu ya, Bun.“
“Bun…hidup Nana membaik, walau setiap hari Nana rasanya kangen bunda terus. Nana bener-bener kangen Bunda. Nana pengen Bunda juga lihat Nana yang udah gede, udah kerja, udah jatuh cinta, udah tau rasanya dicintai juga.” Setelahnya, air mata Xena mengalir. Meski hidup tanpa Bundanya sudah berlangsung selama bertahun-tahun, setiap hari ia masih merindukan Bundanya, dan kerinduan tersebut selalu membuat dadanya sesak.
Setelah puas menuangkan segala hal yang ada di pikirannya pada Bunda, ia lalu mengucapkan banyak doa dengan khusyu.
Disebelahnya, Ale berbicara dalam hati sembari membersihkan rumput yang mulai tumbuh diatas tanah makam Bunda Xena.
“Ibu, semoga Ibu gak masalah saya panggil Ibu, sama seperti saya panggil Ibu saya.”
”Ibu…semoga Ibu tenang dan bahagia disana. Saya mau minta izin, minta izin untuk jaga Xena, minta izin untuk menghabiskan banyak waktu saya dengan Xena.”
“Xena itu, anak yang kuat. Ibu pasti bangga kalau lihat Xena sekarang. Xena berhasil melakukan banyak hal yang dia inginkan, Bu. Xena sekarang nulis buku, hal yang udah jadi mimpinya dari lama, Xena juga udah kerja sekarang. Ibu pasti bangga lihat bagaimana Xena tumbuh. Dia indah ya, Bu?”
“Ketemu Xena itu salah satu hal yang benar-benar saya syukuri. Ajaib. Cara kita ketemu ajaib, Bu. Saya selalu berdoa, semoga bisa selalu sama-sama. Dan sekarang, saya mau minta izin…saya mau minta izin dari Ibu untuk bisa selalu sama-sama Xena.”
“Saya sayang anak Ibu, anak Ibu yang cantik, anak Ibu yang ajaib, saya sayang dia, Bu, sayang sekali.”
“Kalau memang saya dan Xena berjodoh, semoga Ibu izinkan saya untuk bersama Xena, semoga saya juga bisa jadi laki-laki yang sesuai dengan harapan Ibu untuk Xena. Semoga kami bisa melewati banyak hal sama-sama, manis dan pahitnya.”
“Ibu…terimakasih atas Xena. Terimakasih sudah melahirkan Xena, Xena sayang sekali sama Ibu, Ibu pasti bisa merasakannya.”
“Saya akan jaga Xena, itu janji saya pada diri sendiri, dan sekarang saya janji sama Ibu juga.”
“I will take care of her, now I’ll look after her.”
Setelahnya, Ale mengangkat tangannya dan mulai berdoa.
“Kamu ngobrol apa aja sama Bunda? Kok lama?” Tanya Xena setelah dilihatnya Ale yang sudah selesai memanjatkan doa.
“Rahasia.”
“Ihhh, penasaran.”
“Pokoknya banyak.” Jawab Ale lagi, jarinya mengusap pipi kanan dan kiri Xena, menghapus jejak air mata dari wajahnya. “Yaudah yuk, taburin bunga dulu.”
Setelahnya, mereka berpamitan kepada Bunda Xena dan melanjutkan perjalanan menuju tujuan utama mereka, piknik di Pine Hill Cibodas. Di perjalanan, Ale kembali memutar lagu dari playlist “Reminds Me of You” yang ia putar saat mengungkapkan perasaannya pada Xena.
Ale ikut bernyanyi ketika lagu Emerald dari Rini terputar.
“Just like your mother Your beautiful soul Always cared for another's Even on your own low This time I'll be the one looking after you”
Ale menoleh kearah Xena kemudian tersenyum penuh arti.
“'Cause I found a treasure Inside my lover She knows I'll keep it forever She knows I'll keep it forever”
Kali ini, satu tangannya ia pakai untuk menggenggam erat tangan Xena. Ia masih bernyanyi, baginya, lirik lagu ini sangat menggambarkan perasaannya pada Xena.
“Sekarang aku paling suka lagu ini deh, Le.” Ujar Xena setelah beberapa saat diam karena salah tingkah.
“Lah, lagu aku gimana?”
“Ya itu mah pasti, maksudnya selain itu.”
“Ohya Le, aku mau dengar lagi dong lagu kamu yang kemarin.”
“Nanti kamu bisa dengerin lagu itu sepuas kamu. Nanti juga bakal ada lagu-lagu baru lagi buat kamu, tunggu aja.” Jawab Ale sembari mengelus pelan puncak kepala Xena. Xena mulai merasa candu dengan kebiasaan Ale memegang kepalanya.
“Kamu mau buatin lagu berapa deh?”
“Banyak pokoknya, kan kita mau sama-sama sampai waktu yang lama, sampai kakek nenek kan?” Xena tersenyum mendengarnya. Dengan keberanian yang ia kumpulkan, Xena kemudian mengecup cepat pipi kiri Ale yang masih mengemudi, membuatnya terlonjak kaget.
“Na….”
“Hehehe gantian aku mau buat kamu salting, abis kamu daritadi bikin salting sih!!”
“Kamu nantangin, ya? Aku berhentiin dulu nih mobil, ya.” Tantang Ale yang langsung memelankan laju mobilnya.
“Ih udah, ayo jalan terus Ale!!” Seru Xena panik, yang kemudian diikuti oleh tawa dari Ale. “Lain kali, aku bales loh.” Ujar Ale meledek.
Setelahnya, perjalanan mereka diisi oleh suara lagu yang mungkin beberapa tahun kedepan akan mereka ingat sebagai lagu dengan memori manis. Perasaan mereka sama-sama penuh. Pengharapan mereka sama, bisa menghabiskan banyak waktu bersama seperti ini, dalam waktu yang lama.